• Home
  • About
  • International Relations
    • Journal Articles
    • Books
  • Journalism
    • Karya Jurnalistik
  • Commentary
  • Lecture
    • Politik Luar Negeri Indonesia
    • Pengantar Hubungan Internasional
    • Bahasa Inggris Diplomasi

Jurnal Asep Setiawan

Jurnal Asep Setiawan

Tag Archives: Religion and Spirituality

Kembali beraksi tindakan teror

15 Monday Mar 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ Leave a comment

Tags

Aceh, Bali, indonesia, Islam, Languages, Muhammad, Programming, Religion and Spirituality

Aksi dan rencana aksi teror tampaknya belum berhenti sejak bom Bali 2002. Bom dahsyat yang menelan korban lebih dari 200 orang sepertinya tidak membuahkan apa-apa kecuali korban, kesedihan dan mungkin balas dendam baru. Setelah para pelaku sebagian tertangkap mengaku, diadili dan dieksekusi, tampaknya masih terus saja tumbuh gagasan dan kelompok yang mendukung tindakan kekerasan.Inikah ajaran Islam? Diskusi sudah lama berlangsung mengenai soal ini namun jelas bahwa di jaman Nabi Muhammad tidak ada contoh ketika masyarakat Islam dianiaya bahkan dibunuh kemudian diperintahkan melakukan teror dan pembunuhan. Islam yang asal katanya peace dan selamat jauh sekali dengan gagasan dan aksi pendukung tindak terorisme.Saat Nabi Muhammad nyaris meninggal ketika Perang Uhud, tidak ada balas dendam mengirimkan pasukan khusus membunuh pentolan kaum Musyrikin. Tidak ada pertumpahan darah kecuali untuk membela diri dari ancaman musuh.Saatnya kita semua umat Islam merefleksikan nilai-nilai luhur bukan dalam bentuk kekerasan dan saling membunuh.Di Aceh saat ini memprihatinkan bahwa saling membunuh dengan alasan apapun sedang berlangsung. Seperti lingkaran setan ketika seseorang terbunuh maka akan ada balas dendam, akan ada pembalasan sakit hati.Jika kekerasan ini dibiarkan maka bangsa Indonesia akan penuh dengan dendam kesumat. Seruan untuk jihad diartikan sebagai qital sehingga kontesknya menjadi kabur. Jihad sebagai sebuah kalimah suci kemudian tercemar karena menafsirkan untuk paham politik sendiri.Islam menyebar tidak dengan teror, tidak dengan pedang namun dengan Rahmat.

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍDan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Jadi ahlak yang mulia lah yang seharusnya di depan bukan ancaman dan kekerasan.Bagaimana perubahan yang terjadi dalam alam fikiran mereka yang terlibat perlawanan dengan Barat khususnya Amerika bahkan pernah ditahan di Guantanamo, terdokumentasikan dalam buku terbaru yang sekarang mendapat perhatian My Life with the Taliban karya

Mullah Abdul Salam Zaeef yang menuliskan kenyataan di Afghanistan.  Seperti dikutip majaah TIME dia mengatakan: conflict in Afghanistan will have to be settled through negotiation. “I believe that is the only solution,” Zaeef tells TIME. “You are fighting an ideology. You kill one man, and his two brothers will join the Taliban.”

Read more: http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1971661,00.html?xid=rss-top-aol#ixzz0iJoOjzOf
Inilah sebuah kenyatan baru bahwa dialog merupakan kunci penting untuk menuju perdamaian. Bahwa ideologi kekerasan tidak begitu mudah dibasmi tetapi kekerasan bisa dikurangi. Dialog adalah juga kunci mencegah teror subur di Indonesia.
Reblog this post [with Zemanta]

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • Click to print (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Gerakan Shalat Khusyu'

11 Thursday Mar 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog, Shalat

≈ Leave a comment

Tags

Allah, Islam, Religion and Spirituality, Ritual, Shalat Khusyu

Ibadah shalat khusyu bagi seorang Muslim merupakankan sebuah kegiatan harian yang sangat penting. Sejak bangun tidur sampai kemudian tidur lagi shalat berlangsung lima kali sehari. Bagi orang yang melihatnya lima kali melakukan ibadah ini mungkin seperti berlebihan.

Apalagi di era modern ini dimana waktu berjalan sengat cepat, kesibukan bertumpuk dan agenda sambung menyambung silih berganti tiada henti. Dalam kondisi ini shalat seperti sebuah ritual yang menghambat.Kesadaran seperti kemungkinan banyak menghinggapi manusi perkotaan yang dilanda banyak kesibukan.

Namun kalau dipahamkan Allah soal bobot shalat ini niscaya kita ingin bersimpuh lama dalam shalat ini. Seolah-olah sebuah kenikmatan tiada tara dalam pencerahan ruhani.Dan ini juga merupakan kunci mendapatkan kesejukan di tengah kegersangan ruhani. Tidak mengherankan jika perintah shalat ini Allah memirajkan Rasulullah.(bersambung)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • Click to print (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Recent Posts

  • Random scenarios for Ukraine War
  • Politik Luar Negeri Iran
  • Peran Relawan dalam Pemilu 2014
  • Omicron di Inggris
  • Anugerah Dewan Pers 2021, Jawa Barat Peringkat 2 Kategori Indeks Kemerdekaan Pers Tertinggi

Archives

Categories

My Tweets

Pages

  • About
  • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Karya Jurnalistik
  • My Books
  • Pengantar Hubungan Internasional
  • Politik Luar Negeri Indonesia

Create a website or blog at WordPress.com

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
%d bloggers like this: