Varian omicron telah menjadi perhatian dunia setidaknya dalam sebulan terakhir. Di Inggris catatan terakhir bahwa seminggu terakhir rata-rata bertambah sekitar 130 ribu orang terkena COVID-19 varian Omicron. Varian ini telah membuat pusing pemimpin negeri ini termasuk PM Boris Johnson. Pantauan dari London dalam tujuh hari terakhir ini telah 914.723 telah positif COVID-19. Lalu apa yang terjadi dan apa kebijakannya.
Penyebaran dengan cepat varian Omicron ini diduga ada kaitan dengan pandangan masyarakat bahwa COVID-19 ini merupakan flu berat biasa bukan sesuatu yang dapat mengancam jiwa. Masyarakat yang terkena COVID-19 ini cukup isolasi mandiri di rumah selama sekitar 10 harian dan tidak boleh bertemu secara fisik dengan siapapun, apalagi keluar rumah. Omicron sudah dianggap sebagau flu biasa yang memerlukan penguatan stamina saja dengan suplement.
Dugaan lainnya, dalam beberapa minggu terakhir ini PM Johnson berbicara kepada publik perlunya kembali menggunakan masker di area publik seperti di mall, transportasi publik, perkantoran dan restoran. Namun kenyataannya banyak anggota masyarakat dengan bebasnya tidak menggunakan masker dan tidak ada ketegasan dari aparat.
Musim dingin juga diduga ada hubungan cepatnya penyebaran COVID-19. Oleh karena itulah maka ada imbauan agar pesta akhir Tahun 2021 dikurangi aktivitasnya. Namun sejauh ini tidak ada larangan berkumpul apalagi lockdown.
Dengan kebijakan pemerintah Inggris yang gamang disertai dengan bebasnya masyarakat berinteraksi tanpa ada denda atau pengawasan seperti terjadi pada akhir tahun lalu, maka dapat diperkirakan jumlah positif COVID-19 di Inggris akan terus bertambah. Penambahan ini tidak ditanggapi serius karena dianggap sebagai flu berat biasa.
Kata kunci : diplomasi, multilateral, pandemi, COVID-19, global, kesehatan
Abstract
The COVID-19 pandemic has prompted countries to work together to deal with the outbreak as it has spread to nearly 200 countries and territories around the world. This research aims to examine the role of multilateral diplomacy conducted by Indonesia in dealing with the global environment in which the COVID-19 pandemic occurred. Research is conducted with a qualitative approach utilizing data from the reports of various institutions and various documents. The study’s findings are that Indonesia pursues multilateral diplomacy in global forums as part of efforts to contribute to global health governance. In addition, multilateral diplomacy becomes an instrument in obtaining vaccines through the COVAX facility. Indonesia’s multilateral diplomacy is also an instrument in dealing with the impact of COVID-19 at the national level.
Keywords: diplomacy, multilateral, pandemic, COVID-19, global, health